BAB I
PENDAHULUAN
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat
ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang
hidup di Afrika
hingga ke daratan Eropa.
Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha.
Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul)
dan Leporidae (termasuk di
dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Kata kelinci
berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak
kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa
kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci
sumatera (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun
1972.
Pada awalnya kelinci merupakan hewan
liar yang hidup di Afrika hingga daratan Eropa. Setelah manusia berimigrasi ke
berbagai pelosok benua baru, kelinci pun turut menyebar ke berbagai pelosok
benua baru, seperti Amerika, Australia, dan Asia. Di Indonesia, khususnya di
Jawa, kelinci dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias pada tahun
1835. Hingga tahun 1912 kelinci diklasifikasikan dalam ordo
Rodensia (Rodent).
Selanjutnya dalam klasifikasi
biologi, kelinci dimasukkan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi
dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae
(jenis kelinci dan terwelu). Famili Ochtonidae terdiri dari pika, dan famili
Leporidae terdiri dari terwelu (tegalan) dan kelinci.
Pika merupakan hewan kecil pengerat
yang menyerupai kelinci. Badannya pendek dengan panjang 15 cm, tidak berekor,
bertelinga pendek, dan bobotnya sekitar 140 gram. Kakinya memiliki
tungkai belakang sama panjang dengan tungkai depan dan jalannya lebih banyak
berjingkat daripada melompat. Hewan ini pandai bersiul sebagai sarana
komunikasi antarsesamanya, tidak tidur selama musim salju, dan tidak
mengembangkan sistem persediaan makanan.
Habitatnya di daerah beriklim
dingin. Leporidae sendiri terdiri dari 25 spesies yang mencakup delapan genus
yakni Pentalagus, Bunolagus, Nesolagus, Romerolagus, Brachylagus, Sylvilagus,
Orytolagus, dan Poelagus. Dari genus Orytolagus inilah terdapat spesies kelinci
tegalan (terwelu) dan kelinci liar (oryctolagus cuniculus). Menurut Paul Manner
(1973), kelinci pertama kali dijinakkan di Afrika beberapa ratus tahun yang
lalu, kemudian diternakkan orang di daerah-daerah sekitar Laut Tengah.
Dari hasil peternakan di daerah Laut
Tengah kelinci tersebar ke Eropa, terutama di Perancis, Jerman, Polandia,
Belgia, Inggris, Belanda dsb. Bersama penyebarannya bangsa-bangsa Eropa,
kelinci masuk ke belahan bumi yang lain, diantaranya Australia, New Zealaand,.
Sesudah perang dunia II kelinci berkembang di Amerika.
Dalam perkembangan seterusnya jenis
Californian mulai berkembang (1938). Jenis New Zealand sendiri sesungguhnya
berasal dari Amerika dan berkembang di Selandia Baru. Jenis Californian dan New
Zealand ini adalah kelinci-kelinci yang dikembangkan pertama kali secara
komersiil dengan penelitian-penelitian pada laboratorium dan riset dengan
insentif, sampai akhirnya menjadi salah satu kelinci unggul.
Kelinci Anggora asal mulanya kurang
jelas, tetapi beberapa sumber mengatakan bahwa kelinci ini berasal dari kelinci
liar dan berkembang secara mutasi menjadi jenis Anggora dengan spesifikasi
bulunya yang panjang. Dengan demikian kelinci Anggora bukanlah hasil
persilangan seperti Californian. Anggora pertama kali ditemukan dan dibawa oleh
pelaut inggris, kemudian sampai di Perancis th.1723. Sampai sekarang Perancis
merupakan peternak kelinci Anggora terbesar yang menghasilkan wool. Pada tahun
1777 kelinci Anggora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke Eopa Timur,
Jepang, Canada dan Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Morfologi dan
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo :
Logomorphia
Famili : Leporidae
Genus : Lepus
Spesies : Lepus nigricollis
Kelinci
(Lepus nigricollis) merupakan mamalia yang biasa hidup didarat. Makan
dan berkembang biak didaerah yang banyak tersedia makanan yang cukup, seperti
bioma padang rumput, hutan dan sebagainya (Brotowidjoyo, 1994). Kelinci (Lepus
nigricollis) merupakan kelompok hewan yang paling sempurna baik morfologi
ataupun anatominya karena ia mempunyai susunan organ yang kompleks dan susunan
metabolisme didalam tubuhnya yang juga kompleks. Hewan ini banyak ditemukan
dimana-dimana.
Tubuh
kelinci (Lepus nigricollis) ditutupi rambut yang halus serta lebat dan
dibagi menjadi empat bagian yaitu caput, cervix, truncus dan cauda. Pada bagian
kepala (caput) terdapat rima oris, vibrissae (rambut-
rambut kaku yang berfungsi untuk mendeteksi
makanan waktu didalam tanah), lubang nares, dua buah telinga dengan pina
auricular (daun telinga ) yang panjang, dan dua buah mata yang dilindungi oleh
palpebra superior serta palpebra inferior. Mulut kelinci dilengkapi dengan lingua (lidah) yang dilapisi oleh mucosa dan penuh
dengan tonjolan- tonjolan kecil yang mengandung gerombolan sel syaraf atau indera
perasa yang berhubungan dengan ujung- ujung syaraf.
Pada bagian badan(Truncus) terdapat thorax, abdomen,
dorsum, glatea, pineum, glandula mamae,
dan ekstremitas. Bagian ekstermitas pada kelinci terdiri atas extremitas
anterior (kaki depan) dan extremitas posterior (kaki belakang). Masing-masing
extermitas tersebut dilekngkapi dengan 4 buah jari dan kuku pada masing-masing
jarinya. Menurut Brotowijoyo (1994), kaki belakang kelinci lebih panjang
dan kuat, karena digunakan untuk melompat sedangkan kaki depannya lebih pendek.
Kelinci memiliki ekor yang pendek dan lubang pirenium yang terletakdi dekat anus.
Lubang pirenium ini berfungsi menghasilkan bau untuk rangsangan hedonic ada
saat musim kawin.
B.
Jenis-Jenis Kelinci
Kelinci dibagi dalam dua jenis, yaitu kelinci pedaging
dan kelini hias. Kelinci pedaging merupakan kelinci yang biasa digunakan untuk
bahan makanan, sedangkan kelinci hias merupakan jenis kelinci yang biasa
dijadikan hewan peliharaan. Jenis kelinci hias diantaranya adalah lop,
nederland dwarf, polish, angora, blanc de Hotot, Dutch, Chinchilla, Silver
Martin, New Zealand White, Flemish Giant, dan Tan. Namun jenis kelinci hias yang terdapat di Aya Kelinci
yaitu Sebagai
penghasil fur (bulunya), misalnya rex, angora
dan silver. Sebagai penghasil daging
dan kulit, yaitu New Zealand White, caroline, Flemish, dan Chinchilla.
Selain manfaat tersebut kotoran dan urine dari semua jenis kelinci dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk alami yang saat ini masih sangat terbatas namun
sangat diminati oleh penggemar tanaman hias. Masyarakat mengenal kelinci dalam
2 kategori, yaitu kelinci potong dan kelinci hias yang terdiri dari beragam
ras, antara lain :
1. New Zealand white
Sesuai dengan namanya, jenis
kelinci ini berasal dari New Zaeland dan berkembang di Amerika Serikat dan
Australia. Di negeri kanguru new zaeland white menjadi buruan karena
populasinya yang sangat besar sehingga dianggap sebagai hama.Kelinci ini putih
mulus tanpa pigmen alias albino. Mata merah dan telinga tegak. Bulu halus,
tidak tebal (standar). Karena cepat tumbuh besar maka jenis kelinci ini dapat
dijadikan kelinci potong pula.
Dipercaya jenis ini dikembangkan
dari hasil persilangan jenis Flemish Giant dan Belgian Hare pada masa sekitar
th.1900. Varietes putih berasal dari silangan turunan seperti Flemish, American
White dan Anggora. Pada awalnya dikembangkan untuk diambil dagingnya sebagai
sumber protein, karena bobot nya yang bisa mencapai 5,44 kg.
Jenis New Zealand White sendiri
dikembangkan pada th.1917. Selanjutnya menyebar ke Inggris setelah PD 2 pada
th.1945. Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia, karena memang
banyak sekali orang yang mengetahui dan mengenal jenis ini.
Ciri-ciri kelinci jenis
ini adalah :
a.
Mempunyai dada penuh,
badannya medium namun terlihat bundar dan gempal, kaki depan agak pendek,
kepala besar dan agak bundar, telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang
sedikit membulat, serta bulunya sangat tebal namun halus.
b.
Warna yang diakui
adalah merah, putih, hitam, dan biru.
c.Bobot
maksimal rata-rata adalah 5,44 kg ( New Zealand White, Black, Blue ). Khusus
untuk New Zealand Red dikelompokkan tersendiri dengan bobot rata-rata 3,62 kg.
d.
Lama hidup dapat
mencapai 10 tahun bila dirawat dengan
baik.
e.Ciri
menonjol jenis kelinci ini warnanya yang putih dan matanya merah dan telinganya
merah muda.
Orang Jawa menyebutnya kelinci
australi, jenis kelinci ini mudah perawatan dan tidak rewel soal makan.
Beratnya rata-rata 4,5 – 5 kg, jadi cukup menyita pakan. Kelinci jenis ini
banyak dipelihara kalangan petani Jateng dan jatim . Di Amerika dan Eropa
keinci New Zealand banyak dijadikan kelinci hias karena polahnya yang hampir
sama dengan kelinci jenis REX. Ia senang akan keramain dan melompat-lompat
ditempat girang di tanah luas . New Zealand bisa beranak pinak banyak antara 8
- 12 ekor anak setiap melahirkan. Dagingnya tebal, bagus untuk pedaging,
walaupun bulunya tidak sehalus jenis REX, tetapi memiliki manfaat untuk jaket
dan aksesories.
2. Angora
Kelinci
jenis angora diselimuti bulu panjang. Kelinci jenis ini juga berpotensi sebagai
penghasil wol. Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai
kelinci hias. Semula kelinci angora hanya berbulu putih, namun breeder kelinci
menyilangkannya sehingga menghasilkan warna coklat dan coklat muda. Bulunya
yang tebal membuat sosoknya tampak besar, padahal beratnya hanya sekitar 2,7
kg. Kelinci jenis angora banyak dikembangkan di Perancis. Jumlah anak maksimal
dalam satu kali melahirkan sebanyak 6-8 ekor.
Kelinci
jenis ini memang sangat menggemaskan, karena penampilannya yang seperti boneka,
bulunya yang tebal, dimana pertumbuhan bulunya 2 (dua) cm tiap bulan sehingga
membuat banyak orang yang suka dan jatuh cinta. Kelinci ini agak lemah fisik,
dicurigai karena hasil rekayasa genetika dengan jenis-jenis lain. Syarat
memelihara kelinci ini harus menyisir dan memotong bulunya yang menggumpal.
Pemberian makanan Hay wajib untuk mengurangi bulu yang menggumpal.
Asal
mula kelinci ini tidak ada yang tahu pasti, banyak teori yang dikemukakan.
Namun secara umum disepakati bahwa sejarah kelinci ini bermula pada abad ke 18
(sekitar tahun 1723). Kelinci ini ditemukan oleh para pelaut yang singgah di
pelabuhan Turki bernama Angora (sekarang bernama Ankara) yang kemudian kelinci
ini dikembangbiakan di Perancis. Dan dari Perancis inilah kemudian kelinci
anggora menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Dalam
perkembangannya, kelinci Anggora terbagi lagi menjadi beberapa ras yaitu English,
French, German, Satin, dan Giant. Secara umum ciri-ciri kelinci ini adalah bulu woll panjang yang menyelimuti
seluruh tubuhnya. Berbeda dengan domba, bulu woll yang ada pada kelinci jenis
ini sangat lembut dan halus. Bulu ini juga akan terus tumbuh memanjang,
sehingga akan cenderung menggumpal jika lebih dari 3 bulan tidak dicukur atau
jarang disisir.
3. English
Angora
English
angora sama dengan angora. Bulunya pun juga sama panjang. Namun ciri khas yang
membedakan jenis ini dengan angora adalah terdapatnya bulu yang panjang
menjuntai pada ujung telinganya.
4. Jersey
Wolly
Kelinci
jenis jersey wolly mempunyai bulu panjang seperti angora, namun terdapatnya
bulu panjang yang menjuntai diantara kedua telinga seperti “poni” menjadikannya
berbeda dengan angora. Ukurannya pun kecil dan lincah dengan berat sekitar 1,5
kg. Kelinci jersey wooly dikembangkan dari hasil pemuliaan kelinci Netherland Dwarf dengan kelinci Angora Perancis.
5.
Lyon
Disebut
lyon karena kelinci jenis ini memiliki kepala mirip singa. Saat masih kecil
(sekitar umur 2 bulan), lyon mirip dengan angora. Bulu panjang merata di
tubuhnya. Begitu dewasa akan semakin jelas perbedaannya. Bagian kepala dan
leher bulunya panjang. Warnanya beragam antara lain putih, hitam dan abu-abu.
Lyon termasuk kelinci jenis besar. Saat dewasa berat badannya mencapai 4-5 kg.
6. Dutch
Kelinci
jenis ini di sebut dutch dimungkinkan karena asal-usulnya dari negeri kincir
angin. Bulunya pendek dan kaya warna. Hitam putih, coklat, abu-abu atau
perpaduan warna itu. Ada yang kombinasi 3 warna yang disebut tricoloured dutch
alias kembang telon. Dutch memiliki cirri khas yaitu ada lingkaran putih di
leher, seperti memakai kalung. Berat badan dewasa 1,5-2 kg. Anak bias mencapai
7-8 ekor. Karena kaya warna dan keunikan kombinasi warna bulunya, dutch banyak
diminati sebagai hewan kesayangan.
7. Netherland
Kelinci
jenis ini memiliki tubuh yang mungil. Berat badannya tidak sampai 1 kg. Kelinci
ini berasal dari Belanda. Bulunya tidak tebal dan warnyanya bermacam-macam
karena kelinci ini banyak disilangkan.
8. Mini
Nederland Himalayan
Kelinci
jenis ini termasuk ras kecil. Beratnya hanya sekitar 1 kg. Kelinci jenis ini
sebenarnya merupakan resesif yang muncul dari silangan dutch. Disebut Himalayan
karena ada warna hitam di ujung telinga serta warna gelap pada ujung kaki dan
hidung. Anak yang lahir kurang lebih 5 ekor.
9. Drawft Hotot
Kelinci
jenis ini secara fisik hampir sama dengan mini Nederland Himalayan. Namun
lingkaran hitam dimatanya yang mirip celak membuat kelinci ini terlihat cantik
dan unik. Telinga tidak begitu panjang dan tegak. Diantara kelini hias lainnya,
sementara ini kelinci hotot termasuk yang paling mahal.
10. Rex
Carpet
Kelinci
jenis rex carpet terkenal di Amerika serikat tahun 1980-an. Kelinci jenis rex
berpotensi untuk diambil daging dan bulunya (fur). Warnanya pun bervariasi,
antara lain biru (blue rex), hitam (black rex), bertotol (dalmatian rex).
Kelinci putih (white rex) paling digemari. Bulunya lembut seperti beludru dan
tebal.
11. Lop Holland
Kelinci
lop Holland mempunyai telinga panjang dan jatuh. Hidung pesek. Sedangkan French
lop mempunyai telinga super panjang hingga menyentuh tanah, namun jenis ini
cukup sulit hidup di Indonesia. Panjang tubuhnya 12-23cm. Variasi warnanya
putih atau abu-abu. Mata merah atau coklat.
12. Tan
Kelinci
jenis ini lahir di Inggris, ditemukan tahun 1880 di Culland Hall dekat
Braillsford (Derbyshire), masih liar dan penakut. Setelah dikembangbiakkan
lahirlah kelinci dengan warna perpaduan hitam dan coklat tua, biru dan putih
kebiruan (lilac). Kelinci jenis ini sangat gagah dan menarik.
13. Dwarf Holland Lop
Kelinci
jenis ini sama dengan Nederland Dwarf asli Belanda. Ditemukan Mei 1940 yang
kemudian dikembangkan oleh J.Meijerig dan C.W.Calcar. Tubuhnya mungil dan
termasuk small size dan beratnya hanya 0,9 kg dengan leher pendek sehingga
dijuluki lost neck rabbit, ukuran telinganya kecil dan merupakan hasil
pemuliaan dari kelinci jenis Netherland dwarf dengan Perancis lop.
14.
Harlequin
Kelinci
ini disebut Harleyquin bila ada aneka warna dalam satu individu dengan corak
beraturan membentuk garis lurus, misalnya coklat, hitam, coklat tua. Di Jerman
pada 1940 ada breed berwarna blue marten. Usai Perang Dunia II ditemukan silver
marten warnanya putih dan coklat.
15. English Spot
Kelinci
ini dikenal sebagai English rabbit. Kelinci ini merupakan silangan flamish
giant, English lop, Patagonian, angora, dutch, silver dan Himalayan. Warna
dasarnya adalah pure white (putih bersih) dan ber-spot. Variasi lainnya yaitu
hitam, coklat, dan free color. Spotnya terdapat diseluruh badan dan di hidung
ada spot besar.
16. Flemish Giant
Salah
satu yang terbesar dalam negeri keturunan kelinci, Flemish Giant sangat jinak
dan cukup toleran terhadap penanganan. Mereka rata-rata antara 15-16 pound
(meskipun beberapa tumbuh lebih besar) dan mengukur panjang sekitar 22 inci.
Flemish Giants harus disimpan di kandang yang lebih besar mengingat ukuran yang
lebih besar.
17. French Lop
Terbesar
dari keturunan Lop, kelinci ini dapat sangat berat dan gempal dengan kepala
tebal yang lebar. Telinganya panjang dan lop, lebih pendek daripada keturunan
lop inggris. Kelinci dewasa akan mencapai berat paling sedikit 12 kilogram.
Mereka biasanya baik hati dan ramah.
18. English Lop
Kelinci
yang sangat ramah, Lops inggris dicirikan oleh telinga mereka yang sangat besar
memangkas sepanjang sisi wajah. Dianggap sebagai salah satu keturunan kelinci
"Fancy" yang benar, Lops inggris dapat tumbuh cukup besar dan
biasanya mencapai 9-11 kilogram.
19. American Fuzzy Lop
American
Fuzzy Lop memiliki penampilan seperti Holland Lop dengan pengecualian bulunya
seperti wol. Beratnya 3,5-4 lbs pada usia dewasa. Telinga lop di sepanjang sisi
wajah. Amerika Fuzzy Lops adalah kelinci yang aktif, senang bermain, berkembang
biak dengan banyak kepribadian.
20. Kelinci Polish
Kelinci polish yang
mendapatkan julukan Aristokrat Mungil meski menyandang nama Polandia Rabbit
namun diperkirakan berasal dari Inggris yang dipamerkan untuk pertama kali
ditahun 1884. Namun ada juga yang percaya kelinci polish adalah berasal dari
jenis Netherland Dwarf dan Kelinci Himalayan
(1860). Polandia Rabbit ini adalah
kelinci pedaging yang paling populer di Eropa. Sewaktu dibawa ke Amerika
kelinci polish (polandia british) tidak membawa gen kerdil (dwarf), yang
berkembang biak yang dikenal Britannia Petite.
C.
Anatomi
1. Sistem
syaraf
Sistem
syaraf terdiri atas dua bagian yaitu, syaraf pusat dan syaraf perifer. Dan
sebagai pusat adalah otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem syaraf
pusat memiliki tugas untuk mengolah informasi yang masuk, otak depan untuk
membau, otak tengah untuk melihat, dan otak belakang untuk mendengar. Sedangkan
pada sistem syaraf tepi (perifer) memiliki fungsi untuk mengumpulkan informasi
yang berbentuk rangsangan listrik (impuls) dari berbagai organ dalam dan luar
untuk disampaikan pada syaraf pusat, juga membawa impuls dari syaraf
menuju pusat motorik tubuh (Jasin, 1984).
2. Sistem
Rangka
Skeleton
sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaannya
sambung menyambung pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang
membran dan kadang-kadang tendon tertentu yang berisi sel-sel tulang dikenal
sebagai ossemoidus. (Jasin, 1984).
Sistem
skeleton pada kelinci sama seperti pada mamalia lainnya (termasuk manusia).
Pada setiap rahang terdapat gigi seri (insisipus), 2 buah di atas dan satu buah
dibawah, gigi taring (caninus) tidak terdapat pada kelinci, gigi premolar (3
buah di atas dan 2 buah dibawah), gigi molar (3 buah di atas dan 3 buah di
bawah) (Brotowidjoyo, 1994). Rangka dan otot memepunyai hubungan
kerja sama yang erat dengan otot. Bahan rangka dibina atas 3 komponene, yaitu :
tulang, tulang rawan dan jaringan pengikat (Yatim, 1996).
3. Sistem
otot
Pada
mamalia ada 3 macam otot, yaitu : otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot
lurik memiliki miofibril yang tampak memantulkan cahaya berselang-seling, gelap
terang berjejer teratur membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot,
sehingga disebut otot lurik. Sel otot polos berbentuk gelendong. Sel
bertetangga yang dihubungkan dengan junctional compleks, sekeliling sel ada
selaput jaringan pengikat endomisium. Otot jantung dibina atas otot, lurik,
bercabang-cabang dan bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan
terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada jantung. Persyarafan : autonom, tak
dibawah kesadaran atau kemauan (involunter).
4. Sistem
Pencernaan
Sistem
pencernaan makanan pada kelinci (Lepus nigricollis) terdiri dari
saluran-saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai
dari rongga mulut, pharynk, esophagus, ventriculus, intestinum dan berakhir di
anus. Rongga mulut pada kelinci (Lepus nigricollis) dibentuk oleh atap
dan dasar, atap terdiri atas palatum durun yang berupa langit-langit keras
disebelah anterior dan palatum molle yang merupakan langit-langit lunak dan
didalam rongga mulut terdapat gigi yang tertanam dalam alveolus (lubang dalam
rahang). Gigi pada kelinci (lepus nigricollis) berfungsi untuk memotong
atau mengerat makanan. Pharynk berfungsi untuk rongga dibelakang mulut yang
merupakan persimpangan jalan makanan dari jalan respirasi. Oesophagus merupakan
pipa musculus yang sempit yang menembus diafragma masuk ke dalam abdomen.
Ventriculus merupakan kantong sebagai lanjutan dari oesophagus yang dapat
dibedakan atas cardia, pylorus yang bersambung dengan deodenum dan fundus.
Selain itu terdapat juga kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah,
menghasilkan saliva yang mengandung enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu
dikeluarkan oleh hati, pankreas menghasilkan hormon insulin dan kelenjar
pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah
mempunyai papila perasa. Terdapat 4 pasang kelenjar ludah, yaitu parotid,
infraorbital, submaxilari dan sublingual. Terdapat kandung empedu dengan
saluran getah pankreas yang bermuara kedalam duodenum. Sekum (caecum)
bedar berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis
(umbai cacing) yang bentuknya seperti jari (Brotowidjoyo, 1994).
5. Sistem
pernafasan
Paru-paru
mamalia berada dalam rongga dada, yang dapat dibesarkan atau disempitkan,
sehingga udara dapat keluar masuk. Percabangan pada paru-paru masih mengalami
percabangan-percabangan lagi, sehingga percabangan yang terkecil tidak lagi
diperkuat oleh cincin tulang rawan dan berakhir pada ujung yang buntu disebut
alveolus yang berfungsi memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar
kemungkinan mengadakan pertukaran udara pernafasan oleh kapiler-kapiler pada
dinding alveolus (Brotowidjoyo, 1994).
Urutan
jalannya pernafasan pada kelinci (Lepus nigricollis) adalah :
1.
Nares eksterna (Lubang hidung luar)
2.
Cavum nasalis (rongga hidung)
3.
Nares internal (lubang hidung dalam)
4.
Pharink (tekak)
5.
Larynk (jakun)
6.
Trachea (tenggorok)
7.
Bronchus (cabang dari trachea)
8.
Bronchiolus (cabang dari brochus)
9.
Alveolus (kantong udara)
6. Sistem
Peredaran Darah
Menurut Yatim (1996), sistem peredaran darahnya memiliki 3
komponen, yaitu berupa jantung, pembuluh dan darah. Karakteristik yang paling
menonjol pada kelinci adalah percabangan lengkung aorta menjadi arteri
innominator dan arteri subklavia kiri. Arteri innominator juga bercabang
menjadi 3, yaitu arteri subklavia kanan, arteria karotis kanan, dan arteri
karotis kiri (Brotowidjoyo, 1994).
Menurut Anynomous (2007), rongga jantung pada kelinci
terpisah secara sempurna oleh sekat membujur, menjadi rongga jantung kiri dan
kanan. Rongga jantung kiri mengandung darah yang kaya dengan oksigen yaitu
oksigen dari darah arteri. Rongga jantung yang berisi darah yang mengadung
karbondioksida adalah vena. Masing-masing rongga tadi tersekat lagi menjadi
serambi jantung dan bilik jantung yang saling berhubungan dengan katub atau
kleb. Sistem peredaran darah pada kelinci (Lepus nigricollis) merupakan
sistem peredaran darah tertutup.
Pembuluh
darah dibagi atas (Yatim, 1996) :
1. Pembuluh nadi
2. Pembuluh balik
3. Pembuluh kapiler
4. Pembuluh limfa
7. Sistem
ekskresi
Organ
ekskresi pada kelinci (Lepus nigricollis) yaitu berupa sepasang ginjal
(unipapila) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan
urin akan keluar dari masing-masing ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan
ditampung sementara dalam vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan
keluar melalui pembuluh uretra. Urin pada kelinci juga banyak mengandung
kalsium karena pengaruh makanannya dan dapat berubah warnanya yang
dipengaruhi oleh makanannya (Anynomous, 2007).
Pada
mamalia ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar
meninggalkan ginjal melalui ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut
mengosongkan isinya kedalam kandung kemih (urinary bladder). Selama urinasi
urin meninggalkan tubuh dari kandung kemih melalui saluran yang di
sebut uretra (Campbell, 2003).
8. Sistem reproduksi
Fertilisasi
pada kelinci terjadi secara internal. Testis terkandung dalam saku
krotal.perkembangan embrio terjadi di dalam uterus. Plasenta kelinci terbentuk
dari persatuan antara korion dan allantois. Lama kandungan (gestasi) 30 hari.
Mungkin sampai ada 10 buah yang terjadi simultan. Kelinci dewasa secara seksual
berumur 3 bulan (Brotowidjoyo, 1994).
Kelinci
terkenal karena sistem reproduksinya yang betina berevolusi segera setelah
senggama sehingga pembuahan terjamin. Selain itu kelinci betina mempunyai
sistem reproduksi yang istimewa yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak sekaligus
karena memiliki rahim ganda. Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi
ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini di sebut superfetasi dan
meskipun langka dianggap cukup sering terjadi (Oliver, 1984).
Reproduksi
kelinci dilakukan sangat cepat, tetapi kelinci mempunyai masa kawin yang lama
yaitu sekitar sembilan bulan, mulai dari Februari samapi Oktober. Selama masa
tersebut kelinci dapat berulang kali bereproduksi, dapat melahirkan sebanyak lima kali. Kelinci
yang berukuran sedang, akan mengalami kedewasaan secara seksual pada usia 4-4,5
bulan, kelinci yang berukuran giant atau raksasa akan mengalami kedewasaan
secara seksual pada usia 6-9bulan, sedangkan kelinci yang berukuran dwarf atau
kecil, dewasa secara seksual pada usia 3,5-4 bulan. Sel telur kelinci betina
matang dan siap di buahi setiap 14 hari. kelinci beina dewasa yang sedang
mengalami masa subur(kematangan sel telur) ditandai dari warna vagina yang kemerahan
dan lembab/basah.
Rasio
perbandingan perkawinan adalah 1 pejantan untuk 10 betina, karena seekor
pejantan dapat dikawinkan setiap hari tanpa mengurangi kesuburannya. program
pemuliaan harus terus berjalan sepanjang tahun. Kelinci betina yang terlalu
lama beristirahat atau jarak kehamulan berikutnya terlalu lama biasanya akan
cenderung menjadi gemuk dan sulit untuk berkembang biak. Akan tetapi kelinci
betina yang terlalu cepat dikawinkan kembali akan menjadi kerus karena tidak
pernah beristirahat, sepanjang waktunya hanya untuk hamil, menyusui bayinya dn
kemudian hamil lagi dan seterusnya.. hal tersebut dapat mengurangi tingkat
kesuburan kelinci betina secara drastis.
Masa
kehamilan kelinci adalah 31-33 hari. biasa kelinci dengan litter size kecil
(<4ekor) biasanya memiliki masa kehamilan yang lebih lama dibandingkan
dengan kelinci dengan litter size yang lebih banyak. jika kelinci betina belum
juga melahirkan setelah usia kehamilamn 33 hari , oksitosin (1-2 UI) harus
diberikan untuk mendorong persalinan. karena jika tidak, bayi kelinci akan
lahir dalam keadaan sudah mati atau dalam keadaan kurus karena kekurangan gizi
dan sakit-sakitan. Kotak sarang harus sudah disiapkan pada hari ke 28-29
hari setelah dikawinkan. jika kotak sarang terlalu cepat iberikan maka akan
mejadi tempat penampungan urid dan kotoran kelinci. bayi kelinci yang lahir
dalam keadaan tanpa bulu, buta dan tuli. bulu-bulu halus mulai tumbuh pada hari
ke 2-3hari setelah lahir.
Mata
mulai terbuka pada hari ke10. Perkawinan kembali sebenarnya dapat terjadi setiap saat
setelah nifas. beberapa petani komersial mempercepat jadwan perkawinan kembali
kelincinya, yaitu hari ke 7-21 setelah kelinci melahirkan. Akan tetapi waktu
terbaik mengawinkan kembali kelinci adalah hari ke 35-42 hari setelah kelinci
melahirkan. Kelinci betina dengan ukuran tubuh sedang biasanya memiliki 8-10
puting susu. mereka biasanya mampu melahirkan 5-12ekor anak kelinci. jika inuk
kelinci tidak mampu mengasuh bayi-bayinya engan efektif, maka bayi kelinci bisa
di asuh ke induk lain yang memiliki jumlah anak sedikit. tapi dengan catatan,
jarak kelahiran tidak boleh lebih dari 3 hari. Sebaiknya bayi kelinci yang
dipindahkan berusia lebih tua 3 hari darisaudara angkatnya agar tingkat
keberhasilan menyusuinya lebih besar.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A.
Profil Aya Kelinci
Aya kelinci merupakan peternakan
kelinci yang beralamatkan di Desa Kenanga Kabupaten Cirebon dan didirikan pada
tahun 2011. Aya kelinci bermula dengan memelihara dua kelinci yang berjenis
kelamin jantan dan betina. Kemudian
berkembang biak menjadi beberapa ekor
anakan kelinci beserta indukannya. Pendiri
melakukan pelatihan di Magelang
mengenai pemeliharaan kelinci yang baik serta teknik ternak kelinci,
akhirnya seiring berjalannya waktu kelinci
bertambah dan jenisnya pun beragam. Dibuatlah peternakan kelinci dengan kandang
dan lahan seadanya di pekarangan samping rumah.
Sekarang peternakan Aya kelinci
milik bapak Didin memiliki jumlah kelinci
sekitar 200 ekor. Jenisnya meliputi kelinci pedaging dan kelinci hias. Kelinci
pedaging merupakan kelinci yang di ternak untuk dikonsumsi oleh manusia,
biasanya diolah dalam bentuk sate kelinci. Kelinci hias adalah kelinci yang
biasa dijadikan hewan peliharaan maupun dimanfaatkan untuk kontes dan perlombaan. Ada beberapa jenis kelinci
hias, diantaranya kelinci rex yang
memiliki bulu yang pendek namun tebal dan halus. Kelinci fuzzy lop, biasa digunakan untuk
contest foto memiliki bulu yang halus dan panjang. Biasanya kelinci fuzzy Lop pandai berpose ketika akan
difoto. Kelinci angora memiliki bulu panjang biasanya untuk
dipelihara di rumah. Selain itu, Jenis kelinci hias lain yang ada di Aya
kelinci adalah New Zealand,
Reza, Satin, Tan, AFL (American Fuzzy Lop), dan Holland Lop.
Berikut
beberapa gambar kelinci yang ada di peternakan Aya Kelinci;
Gambar
1. Fuzzy Lop
Gambar
2. AFL
Gambar
3. Reza
Gambar
4. Rex
Gambar
5. Kelinci Pedaging
B.
Analisis Usaha Peternakan Aya Kelinci
Aya
kelinci merupakan peternakan kelinci yang berawal dari hobi pemiliknya
memelihara kelinci, yang kemudian berkembang menjadi sebuah peternakan kelinci.
Usaha peternakan kelinci ini dapat dikatakan sudah cukup berkembang, dengan
jumlah kelinci yang dimiliki sebanyak 200 ekor dan omzet yang diperoleh sekitar
3-5 juta per bulan. Masing masing kelinci dijual dengan harga yang bervariasi
mulai dari 50 ribu sampai dengan 500 ribu per ekor. Penjualan dilakukan secara
online, atau dengan membuka kios di beberapa tempat seperti di stadion bima
setiap hari minggu, namun biasanya pembeli datang secara langsung ke peternakan
untuk membeli kelinci. Hal ini dikarenakan peternakan aya kelinci sudah cukup
dikenal dan sudah memiliki banyak relasi.
Adapun
untuk pemeliharaannya, biasanya sang pemilik membersihkan kandang kelinci
setiap 2 hari sekali. Setiap kelinci diberikan perlakuan yang berbeda, untuk
jenis kelinci yang memiliki rambut tebal bisanya dilakukan penyisisran seminggu
sekali agar rambutnya tidak gimbal. Sedangkan untuk pemberian pakan diberikan 4
kali sehari, dan setiap kelinci diberikan pakan yang sama yaitu ampas tahu,
wortel, rumput, dan wortel. Pemilik tidak memberikan pakan kangkung, karena
kangkung mengandung banyak air yang dapat membuat pencernaan kelinci menjadi
terganggu.
Pemberian minum untuk kelinci adalah dengan menaruh air pada botol khusus
yang memiliki katup. Ketika ujung botol disentuh, maka air akan menetes. Botol
ini dimodifikasi menyerupai dot dengan ujung dari bahan alumunium. Botol ini
sangat efektif untuk pemberian minum pada kelinci karena air tidak akan tumpah.
Gambar 1. Botol
minum kelinci Gambar 2. Kelinci
sedang minum
Pemeliharaan
kelinci yang sedang sakit biasanya diberi obat-obatan khusus untuk hewan.
Misalnya pada saat kami observasi di peternakan aya kelinci terdapat kelinci
yang sedang mengalami penyakit pada telinganya. Yaitu seperti adanya jamur pada
telinga sehingga telinga tidak sehat. Menurut pernyataan yang di ungkap oleh
pemilik peternakan, pengobatan yang dilakukan pada kelinci tersebut adalah
dengan pemberian salep khusus yang dioleskan ke telinga kelinci. Apabila ada
penyakit lain maka diberi penaanganan khusus sesuai dengan penyakit yang
diderita si kelinci. Adapun kelinci yang mati, langsung dipisahkan dari kandang
kemudian dikubur.