BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Istilah hipotesis berasal dari bahasa
Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan
thesis berarti teori, proposisi, atau
pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu pernyaataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu di buktikan atau
dugaan yang sifatnya masih sementara.Asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan penegcekkannya. Jika
asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka hipotesis tersebut
merupakan hipotesis statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau
tidakbenar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu
diterima atau ditolak.Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak disebut dengan pengujian hipotesis. Telah kita
ketahui bahwa suatu penduga pada umumnya tidaklah harus sama dengan nilai
parameter yang sebenarnya.
Misalnya, distribusi probabilita yang merupakan model bagi
distribusi X, katakanlah hasil penstensilan kertas koran dalam n
percobaan penstensilan demikian dinyatakan sebagai :
F(x)
= (NCx) px (1-p)n-x
Jika
p = ¼ dan n= 500, maka
F(x) =
|
500!
|
(1/4)x(3/4)500-x
|
X!(500-x)
|
Parameter p diatas merupakan probabilita kerusakan pada
setiap penstensilan sedemikian itu dan dapat merupakan suatu asumsi yang
memiliki karakteristik hipotesis statistik karena p = ¼ merupakan parameter
fungsi frekuensi vareiable random p.
Andaikan kita meragukan hipotesis diatas, maka kita
dapat mengujinya secara statistik pula jika sekali lagi jika datanya dapat
dukumpulkan dan dianalisa dalam cara yang memenuhi ketentuan asas-asas
statistik. Pengujian hipotesis diatas dianggap sebagai suatu prosedur guna
menentukan apakah hipotesis diatas sebaiknya diterima atau ditolak andaikan
keraguan kita mengenai p = ¼ di atas disebabkan oleh adanya kemungkinan p = ½
meskipun kita yakin bahwa kemungkinan p = ¼ lebih besar dari pada p = ½ .
maka, hipotesis yang akan kita uji dapat dinyatakan sebagai berikut. H0
: p = ¼ dan H1 : p ≠¼
H0 merupakan hipotesis nol dan merupakan
hipotesis yang akan diuji danyang nantinya akan diterima atau ditolak
tergantung pada hasil eksperimen atau pemilihan sampelnya. H1 merupakan
hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan.Pengujian diatas membutuhkan
observasi atau hasil pemilihan sampel yang bersifat random tentang frekuensi
kerusakan X/n hasil penstensilan itu sendiri.Observasi pemilihan sampel
sedemikian itu dapat dilakukan secara berulang-ulang kali atau sekali saja.atas
dasar nilai statistik sampel, keputusan diambil untuk menentukan apakah H0
tersebut sebaiknya diterima atau ditolak. Jika H0 diterima, maka
sama artinya dengan H1 ditolak dan sebaliknya jika H0
ditolak maka H1 diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam
kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama-nama :
a)Kekeliruan
tipe I:
adalah kekeliruan karena menolak hipotesis (H0) padahal hipotesis
tersebut benar. Kekeliruan ini disebut kekeliruan α..
b)
Kekeliruan tipe II:adalah kekeliruan menerima hipotesis
(H0) padahal hipotesis tersebut salah. Kekeliruan ini disebut β .
Uji hipotesis atau peraturan pengambilan keputusan dilakukan
dengan baik agar kesalahan pengambilan keputusan dapat diminimalisir.Cara untuk
mengurangi kedua tipe kekeliruan tersebut adalah dengan memperbesar ukuran
sampel, yang mungkin atau tidak mungkin dilakukan (Spiegel,1992).
Prosedur Uji
Hipotesis
1. Merumuskan
Hipotesis
2. Menentukan
Nilai Kritis (cari di tabel t atau Z)
3. Menentukan
Nilai Hitung
4. Pengambilan
Keputusan (H0 ditolak jika nilai hitung absolut lebih besar daripada
nilai tabel absolut dan sebaliknya)
5. Membuat
Kesimpulan
B. Pengujian
Hipotesis untuk Dua Sampel Independen
Dua sampel
independen adalah dua sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang lain.
Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau tepatnya
dua populasi. Misalnya membandingkan dua cara mengajar, dua cara produksi, daya
sembuh dua macam obat dan lain sebagainya. Untuk keperluan ini akan digunakan
dasar distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya selisih
rata-rata.
Misalkan kita
mempunyai dua populasi normal masing-masing dengan rata-rata m₁
dan m₂
sedangkan simpangan bakunya σ₁ danσ₂ Secara independen dari populasi
kesatu diambil sebuah sampel acak berukuran n₁,
sedangkan dari populasi kedua sebuah sampel acak berukuran n₂.
Dari kedua sampel ini berturut-turut didapat
x₁, s₁,
dan x₂, s₂.
Akan diuji tentang rata-rata m₁
dan m₂.
Seringkali dalam suatu penelitian akan
diselidiki apakah suatu metode baru memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama, atau dua pendekatan dalam
memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan
melakukan pengujian rata-rata dua populasi.
Berikut adalah tabel untuk uji rata-rata dua populasi yang memuat
hipotesis, statistik uji dengan asumsi variansi, dan daerah kiritis, yaitu
daerah penolakan H0.
1. Dua sampel
z-test (En=Two-sample z-test)
Hipotesis
|
Rumus
|
Asumsi
atau
Catatan
|
Daerah
Kritis
atau
Kriteria
Keputusan
|
H0: μ1- μ2 = d0
Ha: μ1- μ2 ≠ d0
|
|
Jika σ1 dn σ2 diketahui
|
H0 ditolak jika
Z > Zα /2
Atau
Z
< - Zα /2
|
H0:
μ1- μ2 = d0
atau
H0:
μ1- μ2 ≤ d0
Ha: μ1- μ2 > d0
|
H0 ditolak jika
Z > Zα
|
||
H0: μ1- μ2 = d0 atau
H0: μ1- μ2 ≥ d0
Ha: μ1- μ2 < d0
|
H0 ditolak jika
Z < -Zα
|
Keterangan :
n₁ = Jumlah sampel 1 d₀= Pernyataan Selisih Populasi
n₂=
Jumlah sampel 2 σ² = Variansi populasi
Contoh
Soal :
Suatu
sampel acakberukuran n₁ = 20 diambil dari populasi normal dengan simpangan
baku s1
= 4,2 mempunyai rata-rata x₁ = 75 . Sampel kedua berukuran n₂
= 30 diambil dari populasi yang lain dengan simpangan baku s₂=
3,1 mempunyai rata-rata x₂
= 70.
Uji hipotesis H0: μ1- μ2 = 0 dan Ha: μ1- μ2 > 0 dengan taraf signifikansi 0,05.
Jawab :
Daerah kritis z > zα= z0,05
= 1,645
Kesimpulan
:
Karena
z = 4,562 > z 0,05 = 1,645, maka H0 ditolak, yang
berarti rata-rata populasi pertama lebih besar daripada rata-rata populasi
kedua.
2. Dua sampel t-test
digabung (En=Two-sample pooled t-test) variansi yang sama
Hipotesis
|
Rumus
|
Asumsi
atau
Catatan
|
Daerah
Kritis
atau
Kriteria
Keputusan
|
H0: μ1- μ2 = d0
Ha: μ1- μ2 ≠ d0
|
Dengan
Sp²=(n₁-1)S₁²+(n₂-1)S₂²
Keterangan
:
S =
Simpangan Baku
|
Jika σ1 dan σ2tidak diketahui, diasumsikan
nilai (variansi) sama
|
H0 ditolak
jika
t < -tα/2,n₁+n₂-2
Atau
t > tα/2,n₁+n₂-2
|
H0:
μ1- μ2 = d0 atau
H0:
μ1- μ2 ≤ d0
Ha: μ1- μ2 > d0
|
H0 ditolak jika
t > tα,n₁+n₂-2
|
||
H0: μ1- μ2 = d0 atau
H0: μ1- μ2 ≥ d0
Ha: μ1- μ2 < d0
|
H0 ditolak jika
t < -tα,n₁+n₂-2
|
Contoh Soal :
Suatu pembelajaran diberikan
pada dua kelas. Kelas pertama diikuti 12 mahasiswa dengan pembelajaran biaya
yang mahal dan kelas lain
diikuti 10 mahasiswa dengan pembelajaran biaya yang murah (kelas biasa) . Pada
akhir semester mahasiswa diberi ujian dengan soal yang sama untuk kedua kelas.
Hasil ujian pada kelas biaya mahal mencapai nilai rata-rata 85 dengan simpangan
baku 4, sedang kelas biasa memperoleh nilai rata-rata 81 dengan simpangan baku
5.
Ujilah hipotesis bahwa hasil pembelajaran dengan kedua
metode adalah sama dengan menggunakan taraf signifikansi 10 %. Asumsikan kedua
populasi berdistribusi normal dengan variansi sama.
Jawab :
Diketahui , S1 = 4, n = 12; , S2 = 5, m = 10
Hipotesis
H0: μ1- μ2
= 0
Ha: μ1- μ2 ≠
0
Daerah kritis :
t < - tα/2,n₁+n₂-2= -t0,05;20 = -1,73 atau t
> tα= t0,05;20 = 1,73
Kesimpulan:
Karena t = 2,07> 1,73, maka H0 ditolak
pada taraf signifikansi 10 %. Ini berarti bahwa kedua pembelajaran memberikan
hasil pembelajaran yang tidak sama.(rata-rata hasil pembelajaran kedua metode
tidak sama).
3. Dua sampel t-test
terpisah (En=Two-sample unpooled t-test) variansi tidak sama
Hipotesis
|
Rumus
|
Asumsi
atau
Catatan
|
Daerah
Kritis
atau
Kriteria
Keputusan
|
H0: μ1- μ2 = d0
Ha: μ1- μ2 ≠ d0
|
Dengan
n₁ n₂
n₁-1 n₂-1
|
Jika σ1 dan σ2 tidak diketahui, diasumsikan nilai (variansi)
tidak sama
|
H0 ditolak
jika
t < -tα/2,v
Atau
t > tα/2,v
|
H0:
μ1- μ2 = d0 atau
H0:
μ1- μ2 ≤ d0
Ha: μ1- μ2 > d0
|
H0 ditolak
jika
t > tα,v
|
||
H0: μ1- μ2 = d0 atau
H0: μ1- μ2 ≥ d0
Ha: μ1- μ2 < d0
|
H0 ditolak
jika
t < -tα,v
|
Keterangan :ν
: derajat bebas = dibaca ‘nu’
Contoh Soal :
Dengan menggunakan data
pada Contoh 2, Ujilah hipotesis bahwa hasil pembelajaran dengan biaya yang
mahal lebih baik daripada dengan biaya yang murah dengan menggunakan taraf
signifikansi 5 %. Asumsikan kedua populasi berdistribusi normal dengan variansi
tidak sama.
Jawab:
Hipotesis
H0:
μ1- μ2 = 0
Ha:
μ1- μ2 > 0
Daerah
kritis :
Untuk
menentukan daerah kritis perlu melakukan perhitungan derajat bebas
n₁ -
1 n₂ -
1 11 9 0,86
Dengan demikian daerah kritis adalah
t > tα,v
= t0,05;17,17 = t0,05;17 = 1,74
Perhitungan
Kesimpulan:
Karena t = 2,04> 1,74, maka H0
ditolak pada taraf signifikansi 0,05 . Ini berarti bahwa pembelajaran biaya
mahal memberikan hasil pembelajaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran murah.
4.
Menguji
Kesamaan Dua Proporsi : Uji Dua Pihak
Misalkan sekarang kita mempunyai dua
populasi binom yang didalamnya masing-masing didapat proporsi peristiwa A
sebesar π₁
dan π₂.
Dari populasi kesatu diambil sebuah sampel acak berukuran n₁
dan didalamnya terdapat proporsi peristiwa A dan sebesar x₁/n₁.
Dari populasi kedua angka-angka tersebut berturut-turut adalah n₂
dan x₂/n₂.Kedua
sampel diambil secara independen.
H₁
:π₁
≠ π₂
Untuk
ini digunakan pendekatan oleh distribusi normal dengan statistik :
n₁ + n₂
Jika
dalam pengujian ini digunakan taraf nyata α, maka kriteria pengujian adalah
: Terima H₀
untuk -z½ (1 – α) < z< z½ (1 – α)
dan tolak H₀
untuk harga-harga z lainnya.
Seperti biasa, z½ (1 – α) didapat
dari daftar distribusi normal baku dengan
peluang
½ (1 – α).
Contoh
Soal :
Suatu penelitian dilakukan di daerah
A terhadap 250 pemilih. Ternyata 150 pemilih menyatakan akan memilih calon C.
Di daerah B penelitian dilakukan terhadap 300 pemilih dan terdapat 162 yang
akan memilih C. Adakah perbedaan yang nyata mengenai pemilihan calon C diantara
kedua daerah itu?
Jawab
:
Hipotesis
yang akan diuji adalah :
terhadap pemilihan calon C.
H₁
:
ᴀ
≠
ʙterdapat
adanya perbedaan yang nyata antara kedua daerah
terhadap pemilihan calon C.
Maka
:
250 + 300
250 300
250 300
Dengan
peluang 0,475, dari daftar distribusi normal baku didapat Z0,475 = 1,96
Kriteria pengujian adalah : terima H₀
jika – 1,96 < z < 1,96 dan tolak H₀
dalam hal lainnya. Jelas bahwa z = 1,42 ada dalam daerah penerimaan H₀.
Kesimpulan dalam 5%, penelitian memperlibatkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang nyata antara kedua daerah itu terdapat pemilihan calon C.
B.
Pengujian untuk Data Berpasangan
Andaikan
kita tertarik untuk mengetahui apakah suatu metode pembelajaran G berhasil
menaikkan hasil belajar atau tidak. Sebanyak n siswa diberi perlakuan
pembelajaran dengan metode G, dan diberi pretes dan postes. Bagaimana menguji
hipotesis apakah metode pembelajaran G efektif menaikan hasil belajar siswa ?
Data
hasil pretes dan postes dapat dinyatakan dalam n pasangan (Xi,
Yi ), i = 1, . . . , n, dengan Xi
adalah nilai pretes dan Yi
adalah postes. Dalam masalah ini X1,
X2, ..., Xn dan Y1, Y2, ..., yn
tidak independen, karena dimungkinkan ada kecenderungan orang dengan nilai
pretes yang lebih tinggi akan mempunyai postes yang lebih tinggi. Oleh karena itu statistik uji t untuk sampel
independent tidak dapat digunakan.
Misalkan Bi = Xi
−Yi , i = 1, . . . , n, maka Bi menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku sb. Hipotesis nol mb = 0 menunjukkan bahwa metode pembelajaran tidak berhasil menaikkan
hasil belajar. Secara umum hipotesis, statistik uji, dan daerah kritis untuk
data berpasangan dasajikan dalam Tabel.
Tabel
Uji Rata-Rata Data Berpasangan
Hipotesis
|
Rumus
|
Asumsi
atau
Catatan
|
Daerah
Kritis
atau
Kriteria
Keputusan
|
H0: μ1- μ2 = d0
Ha: μ1- μ2 ≠ d0
|
Sb / √n
|
Bi berdistribusi Normal
|
H0 ditolak jika
t < -tα/2,n-1
Atau
t > tα/2,n-1
|
H0:
μ1- μ2 = d0 atau
H0:
μ1- μ2 ≤ d0
Ha: μ1- μ2 > d0
|
H0 ditolak jika
t > tα,n-1
|
||
H0: μ1- μ2 = d0 atau
H0: μ1- μ2 ≥ d0
Ha: μ1- μ2 < d0
|
H0 ditolak jika
t < -tα,n-1
|
Contoh
Soal :
Salah satu hal yang paling penting
dalam dunia pendidikan adalah apakah proses pembelajaran yang dilakukan mampu
meningkatkan kemampuan dan wawasan siswa. Untuk melihat bahwa apakah terdapat
pengaruh proses belajar mengajar maka harus dibuktikan secara ilmiah. Salah
satu teknik untuk melihat adanya pengaruh proses belajar bagi peningkatan
kemampuan siswa dapat dilakukan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
yang dapat digunakan untuk kasus ini dan kasus-kasus lain yang sejenis adalah
pengujian hipotesis terhadap beda dua rata-rata untuk sampel berpasangan.
Sebelum
|
56
|
69
|
48
|
74
|
65
|
71
|
58
|
Sesudah
|
62
|
73
|
44
|
85
|
71
|
70
|
69
|
Untuk membuktikan bahwa hasil les
telah meningkatkan nilai-nilai siswa yang mengikutinya dapat dilakukan dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang
telah dilakukan sebelumnya.
1. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H₀: µb = 0
H₁: µb ≠ 0
2. Tingkat kepercayaan
(α).
Pada pengujian hipotesis ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah α = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%.
Pada pengujian hipotesis ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah α = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%.
3. Kriteria pengujian
Karena uji yang dilakukan adalah uji 1 pihak maka berdasarkan tabel t dengan α 0,05 dan dk = n - 1 = 6 didapatkan nilai t tabel = +2,447. Dengan demikian kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak H₀ jika t hitung ≥ t tabel atau tolak H0 jika thitung ≤ t tabel atau
Tolak H₀ jika t hitung ≥ 2,447 atau tolak H0 jika t0,05 ≤ -2,447
Karena uji yang dilakukan adalah uji 1 pihak maka berdasarkan tabel t dengan α 0,05 dan dk = n - 1 = 6 didapatkan nilai t tabel = +2,447. Dengan demikian kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak H₀ jika t hitung ≥ t tabel atau tolak H0 jika thitung ≤ t tabel atau
Tolak H₀ jika t hitung ≥ 2,447 atau tolak H0 jika t0,05 ≤ -2,447
4. Perhitungan
Langkah pertama untuk melakukan perhitungan adalah mencari perbedaan nilai sebelum les dan sesudah les dengan menggunakan bantuan tabel sebagai berikut:
Langkah pertama untuk melakukan perhitungan adalah mencari perbedaan nilai sebelum les dan sesudah les dengan menggunakan bantuan tabel sebagai berikut:
Subjek
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Beda = b
|
b²
|
1
|
56
|
62
|
-6
|
36
|
2
|
69
|
73
|
-4
|
16
|
3
|
48
|
44
|
4
|
16
|
4
|
74
|
85
|
-11
|
121
|
5
|
65
|
71
|
-6
|
36
|
6
|
71
|
70
|
1
|
1
|
7
|
58
|
69
|
-11
|
121
|
Jumlah
|
441
|
474
|
-33
|
347
|
Selanjutnya yang dicari
adalah :
7
7 –
1
Sb = 5,65
Setelah itu dicari standar deviasi beda dua rata-rata :
7
Setelah itu hitung nilai t :
5.Kesimpulan: :
Berdasarkan statistik uji didapatkan nilai t hitung = -2,21 . Karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima sehingga pada tingkat kepercayaan 0,95 bisa disimpulkan tidak terdapat perbedaan nilai siswa antara yang mengikuti les dan tidak mengikuti les atau dengan kata lain tidak ada les yang dilakukan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan nilai siswa.
Berdasarkan statistik uji didapatkan nilai t hitung = -2,21 . Karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima sehingga pada tingkat kepercayaan 0,95 bisa disimpulkan tidak terdapat perbedaan nilai siswa antara yang mengikuti les dan tidak mengikuti les atau dengan kata lain tidak ada les yang dilakukan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan nilai siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis adalah perumusan sementara
mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan untuk menuntun
atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya.Dalam melakukan hipotesis, ada dua
macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama-nama, yaitu kekeliruan
tipe I adalah menlolak hipotesis yang seharusnya diterima dan kekeliruan tipe
II adalah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.Prosedur pengujian
hipotesis, yaitu merumuskan hipotes, menentukan taraf nyata, menentukan uji
statistik, menentukan daerah keputusan dan mengambil keputusan, sehingga kita
dapat menarik kesimpulan sesuai dengan prosedur hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Sudjana, M.A., M.Sc. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Prof.
Kumaidi, Ph.D dan Budi Manfaat, M.Si. 2013. Pengantar
Metode Statistika.Cirebon : Eduvision Publishing.
Drs.
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd. 2006.Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.Bandung :Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar